Al-Quran, ekonomi dan kriminalitas

Lingkungan kumuh kini berkembang seperti jamur, mimpi buruk yang tidak pernah berakhir, perang geng dan narkoba, perampokan bersenjata, penculikan dan pembunuhan oleh psikopat yang meluap-luap menyebar ke mana-mana. Lingkungan kumuh ini akan meningkat secara dramatis saat dolar AS runtuh, inflasi akan meningkat secara dramatis, dan dengan itu,
kejahatan juga akan meningkat.

Apakah mungkin untuk mengakhiri mafia politik yang korup, sistem moneter yang korup, serta sistem kredit berbunga yang memperkaya elit predator dan memiskinkan rakyat? Islam memandang keadilan sebagai landasan dasar nilai-nilai moral yang tidak tergantikan dalam pembangunan masyarakat yang stabil. Islam juga mengakui penindasan (penindasan ekonomi) sebagai perusak masyarakat.

Dalam Surat An Nisa:
135, Allah SWT menyatakan;

“Wahai orang-orang yang beriman (kepada Allah SWT)! Peganglah dengan kokoh keadilan (keadilan dalam segala hal termasuk pasar/jual beli yang bebas/tidak dikondisikan dan adil), jadi saksi (jujur ​​dan benar) karena Allah SWT, walaupunpun terhadap dirimu sendiri (kepentingan dan keuntungan), atau orang tua, kaum kerabatmu (Tidak boleh KKN, maupun rasis). Baik dengan yang kaya maupun yang miskin, maka Allah (SWT) lebih tahu kemaslahatannya.

Maka janganlah kamu mengikuti kemauanmu sendiri (keluarga/suku), karena ini menyimpang dari kebenaran, dan jika kamu memutarbalikkan kebenaran, maka ketahuilah Allah (SWT) maha teliti terhadap apa yang kamu kerjakan.”

Dari penindasan ekonomi hingga daerah kumuh hingga kerajaan kriminal

Ketika pasar berisi lowongan pekerjaan, alokasi sumber daya alam, dan praktik perdagangan ditindas, dan uang sebagai alat tukar dimanipulasi dan tidak adil, maka terciptalah kesempatan bagi para elit di masyarakat untuk mengeksploitasi yang lemah dan acuh tak acuh untuk mempertahankan diri mereka sendiri.

Perekonomian yang sakit itu menciptakan lingkungan yang kumuh dan seluruh masyarakat membayar harga yang mahal ketika sistem seperti itu runtuh!

Pada akhirnya menciptakan hukum rimba, kriminalitas dan kejahatan merajalela dan merusak masyarakat.

Rasulullah SAW mengingatkan,

"Harj akan jatuh di atap kalian seperti hujan".
“Apa itu Harj ya Rasulullah SAW?”
Beliau menjawab, “Pembunuhan tak beralasan yang sporadis, sedemikian dahsyat sehingga si pembunuh tidak mengetahui alasan membunuh dan orang yang dibunuh tidak mengetahui alasannya, kenapa dia dibunuh!"

Hal seperti ini sudah terjadi dalam kehidupan saudara-saudara kita di berbagai belahan dunia, terutama di benua Afrika dan Timur Tengah (sekarang lebih merata di seluruh belahan dunia).

Politik golongan (politik patronase) dan kriminalitas

Politik golongan, di mana pemerintah tebang pilih, memihak satu kelompok daripada yang lain, merusak dan menghancurkan pasar yang adil dan bebas.

Jadi mereka yang diuntungkan oleh pemerintah akhirnya menjadi sangat korup secara internal sehingga mereka juga percaya bahwa mereka memiliki hak untuk merampok, menculik, dan bahkan membunuh demi makan, namun mereka tidak ingin berusaha untuk mendapatkannya.

Quran menjawab dan menyatakan bahwa "
.. manusia tidak berhak mendapatkan sesuatu, kecuali atas hasil keringatnya” (Al Najm, 53:
39). 

Tipuan sistem moneter dan kriminalitas

Pemerintah mencetak uang kertas yang tidak dapat ditukar (tanpa jaminan) dan kemudian menetapkannya sebagai alat tukar yang sah. Oleh karena itu, mereka menciptakan kekayaan dari ketiadaan menjadi ada (ilusi). Suatu hari mereka akan menerima pahala dari ajaran sesat ini (Hanya Allah Yang Maha Tinggi yang memiliki kekuatan untuk menciptakan kekayaan).

Ketika uang kertas kehilangan nilainya, itu mengarah pada inflasi – dengan kata lain, “pencurian yang sah”. Karena harga terus meningkat dan upah minimum regional menurun, orang kehilangan nilai pekerjaan mereka, properti, dan tanah mereka. Quran melarang pencurian legal ini:

“… jangan mengambil dari orang-orang apa-apa yang menjadi milik mereka dengan cara menurunkan nilainya" (Quran Al Araf:
75, Hud:85 Al Shuara:183). 

Jatuhnya nilai intrinsik uang kertas (dari tiada menjadi ada) telah menghancurkan pasar yang bebas dan adil di mana terjadi transfer kekayaan yang masif dan tidak adil. Orang-orang benar-benar tertipu (penipuan terencana) dan hilangnya pendapatan menjadi keuntungan bagi elit predator. "Selamat datang" untuk kriminalitas. Kejahatan dan tipu muslihat ini dilakukan ketika pemerintah negara-negara di seluruh dunia dipaksa untuk tunduk pada kedaulatan Dana Moneter Internasional (IMF) yang secara sepihak melarang penggunaan emas sebagai mata uang (art 4 section 2-b Pasal 2. the article of agreement). Jadi, meskipun penjahat super licik menyerang dolar Zimbabwe, dan meskipun negara itu adalah salah satu produsen emas terbesar di dunia, dia tidak dapat menggunakan koin emas untuk menyelesaikan masalah tersebut. Masalah abadi inflasi dalam ekonominya, yang pada dasarnya memecahkan masalah ini secara tidak adil dilarang oleh mandor budak dikenal sebagai hukum internasional. 

Hal ini sesuai dengan perkataan Prof. J.S. Malan, seorang ekonom dari Universitas Sao Paolo, yang mengatakan:
“Setiap negara memiliki hutang yang tidak dapat dilunasi, dan harus menebusnya sebagai budak yang setia dan patuh. Kekuatan IMF begitu mutlak sehingga tidak ada negara yang dapat menerima sepeser pun kecuali disetujui atau diarahkan oleh IMF."

Hutang yang berbunga (Riba) dan kriminalitas

Al-Qur'an, seperti Injil yang diwahyukan sebelumnya, melarang hutang berbunga:

Maka jika kamu tidak meninggalkan riba, maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu bertobat [dari pengambilan riba], maka bagimu pokok hartamu, 
kamu tidak menganiaya dan tidak [pula] dianiaya. "
(Quran, Al Baqarah:279).

Hutang berbunga bukan transaksi yang sah karena debitur tidak memiliki resiko kerugian.
Jadi, ketika perbankan modern (dan semua lembaga keuangan) menjadi mesin perekonomian, kekayaan tidak akan lagi berputar dalam perekonomian. Yang kaya selamanya semakin kaya, yang miskin selamanya semakin miskin. 

Alquran menyatakan:

“…. harta itu jangan hanya beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu.” (Qur'an Al Hashr:7).

Nasi akan menjadi bubur ketika masyarakat harus membayar penindasan ekonomi dengan merajarelalanya kriminalitas.

Keadaan seperti ini seperti apa yang dikatakan Fidel Castro, “Belum pernah terjadi dalam sejarah umat manusia dimana manusia telah mencapai kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat, sebuah kemampuan yang luar biasa dalam membuat orang-orang kaya dan terpandang, dan pada saat yang sama, belum pernah terjadi dalam sejarah umat manusia, dimana kesenjangan sosial terlihat sepanjang-panjangnya, ketidak adilan dan kesengsaraan terlihat dimana-mana.”

Dia merespon ketidak adilan dan penindasan ekonomi ini dengan,”Diperlukan pengadilan semacam Nuremberg untuk mengadili para penindas ekonomi dunia (globalization).”

Partai politik, pemerintah, bank, dan wira usaha, yang membuat, mendukung, dan memperbolehkan ekonomi hutang, pada suatu hari nanti harus mempertanggung jawabkan ketidak adilan sistem ekonomi mereka.

Dari penindasan ekonomi, kriminalitas akan merajalela dan terus menghantui masyarakat, hubungan antara penindasan ekonomi dan kriminalitas pada masyarakat, akan terselesaikan ketika Nabi Isa, as, kembali ke bumi, dan koin emas dan perak dipergunakan kembali sebagai media legal transaksi,hutang dengan bunga akan ditebas, dan tangan-tangan pencuri akan dipotong, dan keadilan ditegakkan di pasar yang bebas dan adil.

Kebenaran kemudian akan menang terhadap apapun juga. Pada saat itu, orang-orang yang kini dengan licik memerangi umat Islam dan menindas umat Islam, demi mempertahankan barbarisme ekonomi dan dominasi politik mereka atas seluruh umat manusia, akan disingkirkan dari catatan sejarah umat manusia.

“Saya tidak peduli siapa monyet yang akan menjadi raja Inggris Raya, tempat matahari tidak pernah terbenam. Siapa yang menyediakan dan mengontrol uang Inggris Raya, memiliki kedaulatan atas Inggris Raya, dan saya menyediakan uang Inggris Raya", Nathan Mayer Rothschild, 1815.

“Bank lahir dari tipu daya dan dosa, para bankir menguasai dan mendominasi dunia. Ambillah dunia dari mereka, dan dengan beberapa tulisan dikertas, mereka akan membuat cukup uang untuk membelinya kembali dari kalian. Dan jika kemampuan mereka untuk mencetak uang diambil, hartaku dan harta kalian akan hilang, dan sebenarnya harta itu tidak ada, sehingga dunia menjadi tempat tinggal yang lebih baik dan lebih menyenangkan. Namun, jika kalian ingin menjadi budak para bankir dan membayar harga untuk perbudakan kalian sendiri, biarkan para bankir terus mencetak uang (dari tiada menjadi ada)!" Sir Josiah Stamp, mantan direktur Bank of England, 1920.


Sumber: Sheikh Imran Hosein
Ditulis Oleh: Adi Mahardika, S.I.Kom

Follow Us:   Facebook  Twitter  Instagram   




Komentar

Popular Post